Teater Yang Subjektif

Menilai teater adalah kerja yang subjektif.

Teater seperti sebuah pertandingan memasak, jika jurinya chef profesional, kriteria penjurian berdasarkan rasa, tekstur, komposisi, teknik, persembahan dan lain-lain lagi. 

Jika jurinya tukang masak tanpa pendidikan formal, mungkin kriteria penjuriannya cuma melihat pada rasa dan persembahan. 

Jika jurinya orang awam, mungkin rasa yang menjadi kriteria utama.

Jadi tidak salah jika tukang masak tanpa pendidikan formal menilai Ikan merah panggang dengan herba & lemon dikaramel serta risotto timun dengan pendapat mereka sendiri.

Dan chef profesional menilai nasi putih, kari ikan kacang, pekasam sepat, ulam kacang kelisa, sambal belacan dengan pendapat mereka sendiri.

Oleh itu, untuk penjurian teater, segala kemungkinan boleh berlaku.

- Yusof Bakar

Teater Bisikan Cinta oleh Kersani

Teater dan Makanan

Teater ni macam makanan.
Belajar teater ni macam gastronomi.
Pembikin teater ni macam chef atau tukang masak.
Dan penonton teater ni macam pengunjung restoran atau kedai makan.

Ada makanan yang sedap, tapi tak berkhasiat.
Ada makanan yang berkhasiat tapi tak sedap.
Ada makanan yang mengenyangkan, ada yang tidak.
Ada chef lima bintang Michelin, ada tukang masak warung, ada yang baru belajar masak.
Ada yang memasak ikut gastronomi, ada yang buat ikut suka saja.
Ada pengunjung suka makan di restoran, ada di warung, ada di rumah.
Ada pengunjung suka makanan yang berkhasiat saja, ada suka yang sedap saja, ada suka yang kenyang saja.

Pendek kata, adalah mustahil memuaskan hati setiap pengunjung secara keseluruhan.

Jadi senang cerita, masaklah saja. Setiap makanan ada peminatnya.

-Yusof Bakar